















The first day, we recognized through social media.
We finally decided to meet for the first time in Surabaya. Because at that time, we were in Surabaya for working and studying. After brief meeting and the struggle we met, it made us interested in getting to know each other deeper.
After meeting with the families each other, we decided to commit, to support, to learn, and to live together within the bonds of marriage.
Two families met each other to keep in touch.
We had simple and intimated engagement through lots of struggles and effort.
December, as closed month of the year, the next journey of our life is begun. We get married. Hopefully, we always live, love, and take care each other through ups and downs journey till the Jannah aamiin, allahumma aamiin.
Irfan, orang yang pendiam tidak banyak bicara bertemu dengan wanita yang sangat talk-active. Dua kepribadian yang berbeda. Namun, aku belajar banyak dari hubungan ini. Banyak teman-temanku menanyakan apa yang membuatmu jatuh cinta dan memtuskan untuk menikah dengannya? Lantas ku jawab ’kesederhanaannya dan kepeduliannya’. Aku selalu berdoa untuk kebersamaan, kebahagian, dan kekuatan dalam setiap perjalanan pernikahan ini, seperti lirik lagu Tulus-Teman Hidup, yang menyentuh hati mewakili perjalanan hubungan ini.
Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku
Berdua kita hadapi dunia
Bila di depan nanti
Banyak cobaan untuk kisah cinta kita
Jangan cepat menyerah
Kau punya aku kupunya kamu selamanya kan begitu
Romadela, seorang wanita yang cantik, mandiri, supel, dan mudah bergaul. Selain itu, ketekunannya dalam mengajar membuatku kagum. Ketika bersamanya, aku selalu merasa bahwa dia merupakan seseorang yang tepat untuk bersama- sama menjadi lebih baik setiap saat. Aku yakin kedepannya akan banyak impian yang akan dicapai bersama-sama. Aku sangat beruntung karena dia mau menjadi pasangan hidupku.